Filosofi Billiard
Alasan lainnya adalah main biliar sangat minim risiko cedera. Mustahil banget ACL kita putus, kena dislokasi tulang, atau kejatuhan beban karena mau flexing di media sosial tapi fisik enggak mumpuni. Sejauh ini, cedera terparah yang saya alami adalah nyeri biji karena kena cue ball yang disodok sembarangan oleh teman saya. Saya hanya menangis selama 20 menit.
![]() |
Image by: Dhio Bernawan (Pemain Biliar Yatim-Piatu) |
Hal menarik di balik kesederhanaan main biliar adalah betapa sulitnya
menentukan akurasi, padahal itu merupakan kunci utama permainan (selain keberuntungan).
Harus ada keserasian pikiran, perasaan, dan gerakan saat menyodok cue ball
agar mengenai target ball dan mengantarnya masuk ke pocket. Dari pengalaman
saya dan teman-teman, meski kami sudah membidik mati-matian, memperbaiki posisi
tangan saat ancang-ancang, dan yakin seratus persen cue ball mengarah tepat ke
sasaran, sering kali cue ball menuju ke tempat yang tidak diinginkan;
kadang belok sedikit, kadang mental ke luar meja, dan kadang nyasar ke
biji orang.
Berhasrat punya skill mumpuni, di suatu malam saya menonton video
Efren Reyes, mantan atlet biliar profesional asal Filipina, di Youtube. Dari satu
video, saya terhanyut hingga ke puluhan video. Saya takjub tak karuan dengan
permainannya, pantas dia disebut “The Magician”, karena permainan indahnya
seolah-olah menganggap biliar bukan perkara sulit. Entah bagaimana dia
bisa memasukkan target ball tanpa effort, dan betapa mudahnya
dia menentukan arah pantulan cue ball setelah mengenai target ball
agar cue ball berhenti di posisi yang menguntungkan. Saya dan
teman-teman tentu pernah melakukan hal semacam itu, tapi karena keberuntungan
belaka. Nah, beliau melakukannya berkali-kali. Mustahil itu disebut keberuntungan. Usai menonton puluhan videonya,
saya mengurungkan niat untuk punya skill mumpuni, sepertinya mustahil.
Saya jadi pemain biliar biasa-biasa saja, deh. Semua orang punya
kelebihan masing-masing.
Filosofi Billiard
![]() |
Image by: gastonbachelard.org |
Esoknya, saya main biliar bersama teman-teman. Segala bentuk kebodohan tergambar jelas dalam permainan kami. Jujur, karena melihat permainan asal-asalan kami setelah menonton permainan indah Efren Reyes, saya sedih. Selama kami bermain, permainan Efren Reyes menghantui benak saya. Saya penasaran tentang bagaimana dia bisa mengatur jalannya permainan sementara saya dan teman-teman dipermainkan oleh permainan itu sendiri.
Tenggelam dalam isi kepala sendiri, saya malah menyamakan biliar dengan
kehidupan, yang mana saya tidak bisa mengendalikan apa yang akan terjadi pada
kehidupan saya. Tentu ada hal-hal yang bisa saya persiapkan agar kehidupan
berjalan sesuai apa yang saya mau. Misalnya, agar bangun pukul lima pagi, saya
memasang alarm di ponsel. Namun, bagaimana dengan orang yang bisa mengendalikan
kehidupannya seperti yang Efren Reyes lakukan dalam permainan biliar?
Sebelum sempat memikirkannya, pikiran saya tersadar karena gelak tawa
teman-teman akibat kebodohan mereka. Permainan berlanjut. Saya membandingkan permainan teman-teman dengan Efren Reyes, lalu
muncul secuil opini yang menyentil kepala saya: Jangan-jangan ada filosofi di
balik permainan ini.
Bosan melihat duel teman-teman saya yang tidak berkembang, saya meminta bantuan ChatGPT. Tanpa prompt ribet yang biasanya dijual di
kelas-kelas online, saya mengetik: “Filosofi Billiard.”
It is a concept introduced by the French philosopher, Gaston Bachelard, in
his book, “The Philosophy of No: A Philosophy of The New Scientific Mind”
(1953). It’s a metaphorical exploration of how billiards can represent the
principles of determinism and causality in the universe. Bachelard uses the
game of billiards to discuss the idea of determinism, where the movement of
each ball is determined by the foce and angle of the cue ball, symbolizing how
events in the universe are interconnected and influenced by preceding events.
Membaca teori itu, saya kembali mengetik: “Terjemahkan dalam bahasa
Indonesia.”
Intinya, Gaston Bachelard menjelaskan prinsip-prinsip determinisme dan
kausalitas di alam semesta dengan permainan biliar sebagai metafora.
Determinisme memandang setiap peristiwa di alam semesta ditentukan oleh kondisi
sebelumnya, tanpa sebuah kebetulan atau kehendak bebas. Dalam permainan biliar,
determinisme digambarkan dengan gerakan-gerakan cue ball yang sepenuhnya
ditentukan oleh kekuatan dan akurasi saat disodok. Maka, setiap gerakan cue
ball disertai penyebab yang jelas. Sementara itu, kausalitas memandang
suatu peristiwa disebabkan oleh peristiwa lain, atau hubungan sebab-akibat. Contohnya,
saat cue ball menghantam target ball, target ball akan
bergerak, menabrak target ball lain, atau masuk ke pocket. Maka, setiap
gerakan target ball adalah hasil dari gaya yang diberikan cue ball.
Dalam filosofi ini, Bachelard menganggap setiap kejadian di alam semesta saling berhubungan. Tidak ada peristiwa yang berdiri sendiri, semuanya berasal dari serangkaian sebab akibat. Selain itu, Bachelard pun menunjukkan bahwa ilmu pengetahuan yang kompleks dapat dijelaskan dengan analogi sederhana.
Filosofi Billiard dalam Kehidupan Sehari-hari
Teori yang dikemukakan oleh Gaston Bachelard sangat berhubungan erat dengan
kehidupan sehari-hari. Pada prinsip determinisme, misalnya, stabilitas finansial
kita di masa depan pasti lebih terjaga apabila kita menabung dan berinvestasi
dengan benar. Pada prinsip kausalitas bisa digambarkan dengan pola makan kita,
yang mana makanan dan minuman tinggi gula yang terus dikonsumsi meningkatkan risiko
diabetes. Maka, sebaiknya sering konsumsi makanan dan minuman sehat, juga rutin
berolahraga.
Dengan begitu, bisa disimpulkan permainan indah Efren Reyes selaras dengan konsep determinisme dan kausalitas yang dijelaskan oleh Gaston Bachelard. Dengan kekuatan dan akurasi dorongan yang tepat, Efren Reyes berhasil mengatur jalannya permainan sesuka hati. Di sisi lain, dengan kekuatan dan akurasi dorongan yang sembrono, saya dan teman-teman dipermainkan oleh permainan itu sendiri. Seperti kehidupan, kalau kita sudah melakukan sesuatu dengan tepat, kemungkinan besar impian-impian kita yang sebelumnya hanya sebuah rencana bisa terealisasikan.
Dhio Bernawan 🔥
BalasHapus