PIU LUCU SEKALI
Belakangan ini aku ingin punya hewan peliharaan karena butuh teman di rumah. Selain itu, aku kangen kucingku yang dulu. Namanya Nero, bulunya hitam, dan dibesarkan di keluarga baik-baik. Dia ditemukan mati dengan keadaan badan dan muka hancur (kemungkinan karena ketabrak). Aku baru tahu Nero meninggal setelah pulagn sekolah dan lihat kuburannya di halaman rumah. Sedih? Iya, soalnya aku belum punya banyak waktu sama Nero meskipun dia sering deketin aku.
RIP
NERO
Dilanda butuh dan kangen, aku berniat mengadopsi hewan peliharaan. Awalnya, sih, aku ingin pelihara kuda nil karena mirip Pablo Escobar. Tapi, karena gak diboleh nyokap, akhirnya aku pilih kucing.
Kenapa kucing? Selain mengingatkanku sama Nero, aku suka hewan-hewan lucu yang mager-an. Kucing, kan, lucu. Dia gak aneh-aneh. Kegiatannya dari pagi sampai malam cuma makan, bermain, tidur siang, dan cuci muka. Kalau beruntung, aku bahkan bisa dapat kucing yang punya kantong ajaib.
Aku akan menceritakan kisahku selama seminggu bersama kucing baru.
Sabtu lalu, aku ke Java Mall. Padahal niat awalnya cuma lihat-lihat kucing, tapi sesampainya di sana aku malah kalap. Ada banyak kucing lucu dan imut (seperti aku) yang memanjakan mata. Akhirnya aku test mereka satu per satu, karena menurutku bukan kita yang memilih hewan peliharaan, tapi hewan peliharaanlah yang memilih majikannya.
Dari luar kandang, kumasukkan jariku ke sela-sela kandang. Semua kadang kucoba, tapi cuma satu kucing yang mau nyamperin dan main-main sama jariku, dan dia yang akhirnya kuadopsi.
Aku pun yakin dia pantas jadi temanku. Dilihat dari matanya, dia tampak berasal dari keluarga baik-baik, keluarga yang sopan dan santun, keluarga yang aku yakin saling menutupi aib keluarganya sendiri, dan aku percaya dia lahir dari hubungan perkawinan yang sah.
Di rumah, aku langsung beli kandang, makanan, tempat makanan, pasir, litterbox, dan serokan poop. Setelah selesai menyiapkan semuanya, muncul satu masalah. Siapa nama kucingnya?
Aku kepikiran kata teman. "Memberi nama itu sebaiknya berasal dari sesuatu yang berpengaruh bagimu."
Karena memberi nama kucing dengan nama kedua orang tuaku adalah sesuatu yang tidak etis, maka aku menganggap itu ide buruk.
Kata temanku yang lain, "Kalau kasih nama kucing yang mudah disebut."
Ide bagus. Maka, dengan lantang kunamai kucingku dengan nama: Piu. Selain gampang disebut, kurasa nama itu cukup lucu.
![]() |
Piu |
Piu tinggal di kamarku. Dia gak bisa tidur kalau gak disebelahku, kecuali kalau kukandangin. Karena kasurku gak pakai ranjang, cuma dialasi karpet, dia gampang naik ke kasur.
![]() |
Piu ternyata tidak sesopan yang kukira. Udah kukasih sendok buat makan tapi gak dipakai |
Seminggu ini, aku mulai tahu sifat asli Piu, juga apa yang kusuka dan kubenci dari dia.
Suka:
- Piu tahu di mana tempat pup-nya
- Dia sering diam di sebelahku pas aku main game
- Kalau aku tidur dan dia lapar, dia akan cari kupingku dan ngeong keras.
Yang gue ga suka:
- Setelah pup, dan dengan sadar menginjak-injak pupnya, serta dengan bodoh menduduki pupnya sehingga bulu-bulunya kena tai, dengan riang gembira penuh laknat dia langsung duduk dan tiduran di kasurku. Mantap! Kasurku bau tai!
Ada teman yang memberi saran agar litterbox-nya dipindahkan ke kamar mandi. Aku menolak keras. Kenapa harus dipindahin, kalau tempat pupnya di kamarku kan enak, aku bisa nebeng.
![]() |
Piu bantu aku menyelesaikan tugas akuntansi |
Seminggu ini juga aku kerepotan mengurus kucing. Aku yang kasih makan dan minum, bersihin pupnya, beliin dia makanan, mandiin dia. Ini bikin aku mikir siapa majikannya. Aku gak berniat ngeluh, sih, tapi ini risiko yang gak ada di kepalaku sebelumnya, jadi cuma menyampaikan unek-unek.
Pesan moral: Memelihara kucing adalah salah satu pilihan terbaik yang pernah kuambil.
piu gemesin bgt kaya jodohnya alvan:) guyon wkoko
BalasHapusDiajari tata krama keen kucingmu wkwk
BalasHapusRencananya ingin ku ajari PBB
HapusDuh lucu amat si piu, apalagi dia udah memanipulasi majikan jadi piaraan nya 🤣
BalasHapusPiiu piuuu imut cuy koyok aku
BalasHapusHOOEEKKK
Hapusbakpiu ciu
BalasHapus