Botak dan Setrika

Rabu, 9 Januari 2019


Akhir-akhir ini aku sering dikritin teman-teman karena botak. Aku bilang, "Aku botak, nih, bro!" Mereka pun memberikan pujian untuk gaya rambut baruku.

"Kayak orang kanker."
"Anjir mirip goblin!"
"Awaaaaassss pasien kabuuuuuurrrrrrr!!!!!"

Mungkin mereka begitu karena aku pamer tapi gak ganteng, sehingga botaknya rambutku jadi topik negatif publik kalau dipamerin dan enak dikata-katain.

Tapi, karena dikritik, aku membela diri dengan bilang beberapa alasanku botakin rambut.
  1. Terinspirasi dari aktor Hollywood yang keren pas botak. Kenyataannya aku malah mirip Gollum dari franchise Lord of The Rings.
  2. Dipotong sama guru BK. *Ini alasan aslinya
Oh, iya, kukenalin teman-temanku sekalian aja. Mereka mungkin bakal sering mengisi blog ini (kalau aku rajin menulis). Kita tergabung dalam grup bernama Cemet Squad (Iya, alay!). Kata "Cemet" diambil dari bahasa Jawa yang artinya sialan. Aku gak tau bener atau salah.
Inilah manusia-manusia yang menjadi anggotanya:

 Ini Aku. Btw rambutku udah tumbuh dikit.

Adzima, dia anak motor, dan sekolah SMK jurusan teknik permesinan. Apa pun tentang motor yang kalian tanya ke dia, dia gak akan mengecewakan. Pernah suatu hari dia ke tongkrongan dengan tangan masih item ada bekas oli *mbo dicuci dulu

Bagus, dia bisa dibilang temen 3 bulananku, yang artinya aku ketemu cuma 3 bulan sekali, kadang 6 bulan sekali. Dia kalo ada di-bully kalo ga ada di omongin "Dia kemana aja siii..." Ciri khas dari dirinya yang ga ada di dalam diri orang lain adalah dia suka bengek.

Alfian, dia ga pernah dipanggil dengan nama aslinya yang keren itu, kecuali oleh ortunya. Kita biasa manggil Boce (baca=Bose). Ada beberapa nama lain untuk dirinya: Pendek, Keset (Mungkin besok nama anaknya Engkrak), dan Pare-pare (Aku gak tau artinya apa). Hobinya gonta-ganti cewek. Entah ilmu hitam apa yang dia pake sampai semua pacarnya cantik-cantik.

Ghanny, Kebo, Ghandul, terserah kalian ingin memanggil manusia ini dengan kata apa. Hobinya ngebut di jalan, gaya-gaya'an pake mobil atau motornya. Ghanny adalah orang yang paling kreatif. Puncak kreatifitasnya berada saat dia bosan atau kesulitan menangani sesuatu. Dia ngeselin kalo rese' tapi gamau di rese'in balik *jari tengah

Dharma, orang paling anteng di situasi apapun. Bahkan dia masih anteng dan mingkem pas kami semua hampir tabrakan mobil. Dia susah dibaca dari luar. Dia lagi sedih, seneng, takut, atau kebelet berak, tetep aja mingkem dan mukanya datar. Kalo udah kenal dia banget sih sifat aslinya keluar.

Dirga, kata orang-orang dia yang paling cakep. Postur badannya juga tinggi, bagus. Mungkin karena setiap minggu dia suka berenang. Dia punya segudang lagu khas Padang di hpnya, keren. Kalo kumpul dia pasti membahas sesuatu yang baru saja dia alami. Semisal dia baru saja menonton film, maka dia akan menceritakan film tersebut selengkap mungkin. Oh iya, ini yang paling penting, dia punya kekuatan untuk menasehati kita.






BTW, tanggal 2 Januari kemarin sekolahku mengadakan kunjungan ke UGM. Karena itu kampus favoritku, malamnya aku gak bisa tidur, padahal besok harus berangkat pagi, jam setengah 6.

Karena antusiasme yang berlebihan ini, aku melakukan semua persiapan dengan baik. Aku pakai sepatu pantofel hitam biar kelihatan formal. Aku mandi lama biar bersih banget. Aku sikat gigi pake Pepsodent biar gigiku gak berlubang. Aku panen pula upil-upil kotorku yang bersarang di hidung. Dan, untuk pertama kalinya, aku menyetrika baju.

Sebenarnya, aku punya phobia dengan setrika. Ceritanya, pas masih kecil, bibiku meninggalkan pekerjaan menyetrikanya untuk membeli sesuatu. Aku, dengan perasaan riang gembra, mendatangi benda keparat itu. Karena kepo, kuangkat gagang setrika pakai tangan kanan dan menempelkan bagian panasnya di telapak tangan kiri. Cheessss.... Aku langsung nangis. Rasanya campur-campur, mulai dari panas, sakit, perih, dan nyesel. Sekarang aku selalu bertanya-tanya kenapa dulu sebego itu.

Back to the topic.

Selama menyetrika, entah kenapa setelah kugosok-gosok bagian depan seragam tapi gak pernah rapi. Capek di bagian itu, dengan bodohnya aku taruh setrika ke karpet yang ada di bawah kasur dengan keadaan bagian panasnya di bawah. Aku gak sadar dan malah mikir kenapa bagian depan seragam masih amburadul. Setelah kubalik seragamnya, terciumlah aroma-aroma gosong ala kabel kebakar. Aku gak asing sama aroma itu karena mirip aroma ketiakku.


Korban ketotolanku


Setelah itu aku membersihkan setrika yang ternodai oleh lelehan bulu dan karet dari karpet sambil berdoa gak di-chokeslam nyokap setelah tahu keadaan karpetnya.


P.S: Jangan pernah biarkan aku menyetrika baju-baju kalian.

Aku + Setrika = Bad Idea.





Komentar

  1. Samaaa takut setrika, pernah ga sengaja kesenggol kaki pas setrika masih panas eh jdi luka:( walaupun setrikanya udah mati alias bawahnya udh dingin tetep aja trauma ampe merindingg

    BalasHapus
  2. saya suka ceritanya... lucu loh... sambil senyum saya bacanya...

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Review: 12 Angry Men (1957) - Kenapa Dua Belas Pria Ini Marah?

Filosofi Billiard

Menapaki Merbabu